Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

KH. Rochmat Khudlori Kritik Pedas Para Pensiunan yang Berambisi Jadi Penguasa

KH. Rochmat Khudlori Perintis Sekaligus Ketua IKAPMII Blitar Raya Pertama dan Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatus Solihin Kuningan Kanigoro Blitar

MATABLITAR.COM – Dalam sebuah pernyataan kepada media hari ini, (10/9). KH. Rochmat Khudlori, perintis dan Ketua IKAPMII Blitar Raya pertama, menyoroti fenomena dengan tajam dan penuh sindiran untuk para pensiunan pejabat negara yang masih berambisi menduduki posisi kekuasaan di tingkat daerah.

Pandangan tersebut disampaikan dengan mengutip puisi “Negara Ha-Ha Hi-Hiii…” karya Gus Mus yang menggambarkan lucunya pengelolaan negeri ini oleh orang-orang yang lucu, tetapi bukan pelawak.

Dalam pandangannya, KH. Rochmat menekankan bahwa sistem peraturan perundangan yang menjadi aturan main bernegara, terutama terkait dengan suksesi kepemimpinan atau tepatnya penguasa juga produk dari orang-orang lucu tadi, yang tidak sensitif terhadap etika dan kepatutan.

Hal ini, menurutnya, terlihat jelas dalam maraknya pensiunan jenderal TNI, Polri, dan mantan menteri yang masih ingin berlaga dalam kontestasi pemilihan kepala daerah seperti gubernur, walikota, dan bupati.

“Mereka tidak peka, tidak punya malu,” tegas KH. Rochmat dalam nada keras, sambil menyebut bahwa para pensiunan ini mengidap penyakit serius yang ia sebut sebagai Post Power Syndrome.

Ia mengkritik keras keinginan para pensiunan tersebut yang dianggapnya sudah saatnya untuk beristirahat dan kembali menjadi rakyat biasa, berkumpul bersama keluarga, dan berkontribusi dalam kegiatan sosial serta memperbanyak ibadah.

“Wahai para pensiunan, anda sudah lama menikmati fasilitas negara. Waktunya anda istirahat. Anda dinilai sudah tidak produktif. Kasarnya, anda disuruh kembali menjadi orang biasa, berkumpul keluarga, momong cucu, berkebun, giat sosial, syukur kalau mau menebus dosa dengan memperbanyak ibadah, mendekat kepada yang Maha,” ungkapnya.

KH. Rochmat menekankan bahwa sudah waktunya generasi muda diberi ruang untuk mengisi jabatan-jabatan publik. Generasi muda, menurutnya, memiliki karakteristik yang sangat aktif dalam berbagai pergerakan sosial dan politik serta memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan di era digital.

Ia juga mengajak masyarakat untuk mendukung perubahan ini agar Indonesia dapat keluar dari arus krisis yang besar.

“Kalau tidak, kita akan selalu berputar di dalam lingkaran krisis tanpa ada jalan keluar,” imbuh Kiai Rochmat yang juga pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatus Solihin Kuningan Kanigoro.

Pernyataan KH. Rochmat ini mencerminkan keresahan sebagian kalangan yang merasa bahwa regenerasi dalam kepemimpinan adalah suatu keharusan.

Masyarakat yang masih mengandalkan para pensiunan untuk menduduki posisi strategis dianggapnya sebagai salah satu faktor yang menghambat kemajuan bangsa.

Dengan pemikirannya yang kritis dan penuh humor, KH. Rochmat kembali menegaskan posisinya sebagai tokoh yang tidak hanya peduli pada persoalan sosial, tetapi juga aktif mengkritisi kondisi politik tanah air.

Kritiknya ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi semua pihak, terutama para pensiunan yang masih berambisi untuk terus berada di lingkaran kekuasaan. (Sw/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *