MATABLITAR.COM – Hujan deras disertai angin puting beliung melanda Kabupaten Blitar pada Kamis, 31 Oktober 2024, sekitar pukul 14.00 WIB, mengakibatkan kerusakan rumah di beberapa kecamatan, termasuk Nglegok, Gandusari, dan Garum.
M. Makinudin, Wakil Ketua PC LPBI NU Kabupaten Blitar Bidang Tanggap Darurat, menyampaikan perkembangan terkini mengenai dampak dan langkah penanggulangan yang dilakukan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) untuk membantu warga terdampak.
Makinudin menuturkan, bencana puting beliung tersebut menyebabkan satu orang terluka atas nama Kasih, warga Desa Gandusari, Kecamatan Gandusari. Kasih kini dirawat di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Meski tidak ada korban jiwa, kerusakan pada rumah-rumah warga sangat signifikan, terutama di Kecamatan Gandusari, di mana Desa Sumberagung menjadi yang paling terdampak dengan 145 rumah rusak.
Sedangkan di Desa lainnya yang terdampak tercatat di Sukosewu 36 rumah, Gadungan 1 rumah, Kotes 5 rumah, dan Gandusari 1 rumah.
Sementara di Kecamatan Garum, Desa Sidodadi mengalami kerusakan pada 8 rumah, dan di Kecamatan Nglegok, satu rumah berlokasi di Desa Sumberasri. Kondisi kerusakan bervariasi, dari ringan hingga berat, yang membutuhkan upaya pemulihan segera.
“PC LPBI NU Kabupaten Blitar langsung bergerak cepat begitu laporan bencana masuk dari warga NU,” ungkap Makinudin kepada media. Jum’at, (01/11).
Langkah awal yang dilakukan adalah assessment lapangan untuk mendata kerusakan dan kebutuhan darurat di lokasi terdampak.
Selain itu, LPBI NU mendirikan dapur umum lapangan, yang mampu menyediakan 800 porsi makanan untuk warga dan para relawan yang terlibat dalam operasi bantuan.

Masih Makinudin, pihaknya dalam penanganan pasca bencana juga bersinergi dengan berbagi unsur masyarakat. Banser menerjunkan 54 personel untuk membersihkan material bangunan yang rusak. CBP IPNU, PN, serta unsur dari MWC NU dan Ranting NU, ikut serta dalam kerja bakti.
Dalam penyelenggaraan dapur umum, keterlibatan lembaga dan Banom NU menunjukkan kekompakan dalam menghadapi bencana. Sejumlah 28 personel dari Fatayat, Muslimat, IPNU, KPP IPPNU, dan LAZISNU bahu-membahu menyiapkan logistik dan makanan bagi warga terdampak.
“Kami berupaya hadir secepat mungkin, dengan dukungan relawan dari berbagai elemen NU dan warga sekitar. Saat ini prioritas kami adalah memastikan warga mendapatkan makanan dan tempat berlindung sementara yang aman,” ujar Makinudin.
“Kami berterima kasih atas sinergi semua pihak. Dalam situasi ini, kebersamaan adalah kunci untuk membantu warga. Kami juga mengajak masyarakat untuk tetap waspada, mengingat cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi di musim penghujan ini,” lanjut Makinudin.
Langkah cepat LPBI NU Kabupaten Blitar mendapatkan apresiasi dari warga yang merasa terbantu dengan respons cepat yang diberikan. Selain bantuan langsung, LPBI NU juga mengadakan diskusi bersama warga untuk mendata kerusakan lanjutan dan kebutuhan prioritas mereka, seperti atap darurat dan bantuan lainnya.
Di akhir wawancara, Makinudin mengajak masyarakat Kabupaten Blitar untuk selalu waspada dan siap menghadapi kondisi cuaca yang semakin tak menentu. Ia berharap, sinergi antara LPBI NU dan unsur-unsur masyarakat lainnya dapat semakin memperkuat sistem tanggap darurat di Kabupaten Blitar. (Ar/red)