Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Lakpesdam MWC NU Sanankulon Dorong Santri Menuju Panggung Internasional

Prof DR. Eng. Haris Puspito Buwono, S.T., M.T. Saat Memaparkan Materi Dalam Acara “Motivasi Santri Go Internasional” di Pondok Pesantren Nabawi Tuliskriyo Sanankulon

MATABLITAR.COMSanankulon – Majlis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Sanankulon terus meningkatkan hidmat dalam ikhtiar ikut merawat jagat dan membangun peradaban. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melengkapi dan menerbitkan  SK kepengurusan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM) pada tanggal 27 Agustus 2024.

Dengan diterbitkannya SK tersebut, LAKPESDAM MWC NU Sanankulon segera menyelenggarakan kegiatan perdana dalam rangka pengembangan SDM NU. Kegiatan ini bertajuk “Motivasi Santri Go Internasional” di Pondok Pesantren Nabawi Tuliskriyo pada hari Sabtu tanggal 31 Agustus 2024.

Menghadirkan Associate Prof DR. Eng. Haris Puspito Buwono, S.T., M.T. sebagai pembicara, kegiatan ini diikuti oleh seluruh Siswa-Siswi SMA Nabawi. Pembicara adalah dosen Teknik Kimia di Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) yang menempuh jenjang pendidikan S3 di Kumamoto University Jepang.

“Sebelum menempuh pendidikan di ITS Surabaya, saya nyantri di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang,” jelas Haris yang pada saat menempuh pendidikan Sarjana pernah memimpin Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers Mahasiswa “Satu Kosong” ITS dan menjadi Ketua Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ITS.

Ketua LAKPESDAM MWC NU Sanankulon, Wildy Sulton, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun kepercayaan diri santri agar mampu melanjutkan pendidikan di bidang Sains dan Teknologi hingga jenjang tertinggi di negara-negara maju.

“Profesor Haris adalah salah satu contoh santri yang telah berhasil membuktikan hal tersebut,” ujarnya.

Wildy juga menyampaikan terima kasih kepada pengasuh Pondok Pesantren Nabawi, Kepala SMA Nabawi, seluruh asatidz, serta Ikatan Alumni PMII Sanankulon atas dukungan mereka dalam menyukseskan acara ini.

Lakpesdam MWC NU Sanankulon Dorong Santri Menuju Panggung Internasional
Foto Bersama Prof DR. Eng. Haris Puspito Buwono, S.T., M.T. Usai Acara “Motivasi Santri Go Internasional” di Pondok Pesantren Nabawi Tuliskriyo Sanankulon

Sementara itu, kepala SMA Nabawi, Erik Irwansyah, dalam sambutannya mengapresiasi upaya LAKPESDAM MWC NU Sanankulon. Pihaknya merasa kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk madrasah, dan santri khususnya.

“Kami berterima kasih atas fasilitasi yang telah diberikan sehingga Profesor Haris bisa hadir di madrasah kami. Ini memberikan motivasi dan wawasan yang bermanfaat bagi santri, membuka pandangan mereka, serta mendorong semangat untuk melanjutkan pendidikan, bahkan ke luar negeri,” ungkapnya.

Dalam paparannya, Haris menekankan kelebihan remaja yang pernah menempuh pendidikan di pesantren. “Sama dengan adik-adik, saat di Pesantren saya juga antri makan, antri mandi, makan seadanya, banyak hafalan nadhoman, harus bangun jam 3 pagi, kadang juga kangen rumah, kadang bosan dan jenuh, kadang digoda teman. Tetapi itu semua justru membuat remaja lulusan Pondok Pesantren lebih ulet, tahan banting, tabah, dan terbiasa kerja keras. Semua itu adalah modal kesuksesan dalam hal apapun.”

Ia melanjutkan, “Hal inilah yang saya rasakan sejak menempuh pendidikan S1 selepas dari Pondok Pesantren, bekal karakter dari Pondok Pesantren menjadikan saya tahan banting dan bisa mengatur waktu dengan baik. Meskipun juga aktif di organisasi Mahasiswa NU, yaitu PMII, Alhamdulillah saya bisa lulus tepat waktu dan melanjutkan pendidikan ke ITB Bandung.”

Haris juga menampilkan foto-foto saat di pesantren dan saat menjalani pendidikan doktoral serta riset di berbagai negara, pembicara benar benar berhasil memancing rasa ingin tahu peserta. Sehingga meskipun diselenggarakan di siang hari, Peserta mengikuti kegiatan ini dengan antusias.

Sejumlah santri tampak mengajukan berbagai pertanyaan hingga waktu tanya jawab harus ditambah oleh moderator. Para santri bertanya berbagai hal seperti cara memperoleh beasiswa, cara mengenali potensi diri, cara mengatasi kemalasan dan menyelesaikan masalah remaja, serta menanyakan bagaimana pengalaman hidup di negeri di mana muslim menjadi minoritas. (Bagus/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *