Di tengah dinamika politik lokal Kabupaten Blitar, peran generasi muda semakin mendapat perhatian khusus. Pilkada 2024 tak hanya menjadi ajang kontestasi antarpartai dan tokoh politik, tetapi juga mencerminkan pentingnya kehadiran anak muda dalam memengaruhi masa depan daerah.
Salah satu sosok yang mencuri perhatian saya adalah Abdul Ghoni, calon Wakil Bupati yang mendampingi petahana Rini Syarifah. Usianya yang masih muda, yakni 32 tahun, menjadikannya simbol dari keterlibatan generasi muda dalam politik Blitar. Kehadirannya di panggung politik memberikan inspirasi bagi pemuda Blitar untuk mulai peduli dan berpartisipasi aktif dalam politik lokal.
Seringkali, generasi muda dianggap apatis terhadap politik. Bagi sebagian besar anak muda, politik terasa jauh dari kehidupan sehari-hari mereka. Banyak yang beranggapan bahwa politik hanyalah urusan orang-orang tua atau elite yang tidak relevan dengan dunia anak muda yang penuh kreativitas dan dinamika.
Namun, pemikiran ini harus segera diubah. Faktanya, kebijakan dan keputusan politik memiliki dampak langsung terhadap kehidupan mereka, mulai dari pendidikan, lapangan pekerjaan, hingga pembangunan infrastruktur yang mereka gunakan sehari-hari.
Di sinilah munculnya figur muda seperti Abdul Ghoni menjadi relevan. Sebagai bagian dari generasi milenial, ia membawa perspektif yang lebih segar dan cemerlang ke dalam politik Blitar. Hal tersebut sangat terlihat saat acara debat publik pertama calon Bupati dan calon wakil Bupati yang digelar KPU Blitar lusa kemarin.
Dengan pengalaman yang cukup di dunia organisasi kepemudaan, dan dukungan dari petahana Rini Syarifah, Abdul Ghoni tidak hanya memperjuangkan visi pembangunan, tetapi juga mengajak anak muda Blitar untuk ikut aktif dalam menentukan masa depan daerah.
Sebagai calon Wakil Bupati Blitar yang berusia 32 tahun, Abdul Ghoni tidak hanya sekadar kandidat yang mengikuti arus politik. Ia merupakan simbol kebangkitan generasi muda di ranah politik lokal.
Bagi banyak pemuda Blitar, kehadirannya menjadi contoh nyata bahwa politik bukanlah dunia yang harus dijauhi atau ditakuti. Abdul Ghoni menunjukkan bahwa pemuda bisa masuk ke dalam politik dan memberikan kontribusi nyata, bahkan memimpin dalam perubahan yang dibutuhkan daerah.
Pesannya jelas: menjadi muda tidak berarti tidak kompeten dalam politik. Sebaliknya, justru dengan ide-ide segar dan pemikiran yang inovatif, generasi muda bisa menjadi kekuatan besar yang membawa politik ke arah yang lebih progresif.
Di era di mana perubahan global begitu cepat dan teknologi berkembang pesat, pemimpin muda seperti Abdul Ghoni dapat merangkul tantangan-tantangan tersebut dan mencari solusi yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman.
Salah satu masalah utama yang sering kali menghambat keterlibatan generasi muda dalam politik adalah apatisme. Banyak anak muda merasa bahwa suara mereka tidak akan didengar, atau bahkan jika mereka terlibat, perubahan yang diharapkan tidak akan terjadi.
Namun, kehadiran sosok seperti Abdul Ghoni membuktikan bahwa sebenarnya anak muda dapat berperan langsung dalam pengambilan keputusan penting.
Ketika seorang tokoh muda Abdul Ghoni berada di garis depan politik daerah, ia membawa harapan bahwa politik bisa dijalankan dengan lebih transparan, akuntabel, dan dekat dengan aspirasi masyarakat, khususnya generasi muda.
Ia mewakili generasi yang mengerti betul pentingnya pendidikan berkualitas, lapangan pekerjaan yang adil, dan pemberdayaan masyarakat, yang semuanya adalah isu-isu krusial bagi pemuda di Blitar.
Dengan Ghoni sebagai calon wakil Bupati, pemuda Blitar dapat mulai merasakan bahwa politik adalah alat untuk membuat perubahan positif, bukan sekadar arena perebutan kekuasaan.
Generasi muda di Blitar harus belajar bahwa dengan terlibat dalam politik, mereka bisa memperjuangkan isu-isu yang dekat dengan kehidupan mereka, seperti akses pendidikan, teknologi, dan lapangan kerja.
Pilkada 2024 memberikan peluang besar bagi generasi muda Blitar untuk melihat bagaimana tokoh muda seperti Abdul Ghoni dapat memberikan pengaruh besar terhadap arah kebijakan dan pembangunan di daerah, tentunya jika ia diberi kesempatan memenangkan Pilkada.
Visi yang ia bawa bersama Rini Syarifah, yang selama ini telah berhasil memimpin Blitar dengan program-program pembangunan yang cukup nyata, bisa menjadi inspirasi bagi anak muda untuk berpikir lebih besar tentang peran mereka dalam membangun Blitar.
Ghoni dan Rini menawarkan kolaborasi unik antara pengalaman dan inovasi. Rini, dengan rekam jejaknya sebagai bupati petahana, memberikan stabilitas dan kesinambungan kebijakan, sementara Ghoni membawa semangat baru yang dibutuhkan untuk merangkul tantangan zaman yang terus berubah.
Dengan pasangan ini, generasi muda Blitar dapat melihat bahwa politik bukanlah dunia yang membosankan atau terisolasi dari kehidupan mereka, melainkan sebuah medan perjuangan yang sangat relevan dengan masa depan mereka.
Kehadiran Abdul Ghoni dalam Pilkada 2024 di Blitar adalah pengingat penting bagi generasi muda Blitar bahwa masa depan politik daerah mereka ada di tangan mereka sendiri.
Jika pemuda ingin melihat perubahan nyata di bidang pendidikan, ekonomi, lingkungan, dan infrastruktur, mereka harus terlibat langsung dalam proses politik. Pemuda memiliki suara dan kekuatan untuk mengarahkan masa depan.
Tidak ada alasan bagi generasi muda untuk bersikap apatis terhadap politik. Sebaliknya, keterlibatan mereka sangat diperlukan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Melalui figur seperti Abdul Ghoni, generasi muda Blitar dapat melihat bahwa politik adalah jalan untuk menciptakan perubahan positif. Ini adalah momen di mana pemuda harus mengambil peran mereka, berani berpendapat, dan aktif terlibat dalam menentukan arah pembangunan kabupaten Blitar ke depan.
21 Oktober 2024
Penulis : Ahmad Khoirudin (Pemuda Pemerhati Kabupaten Blitar)
