Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pelatihan Jurnalistik Warga, MataBlitar.com Kampanyekan Bijak Bermedia Sosial

Bahrul Ulum Saat Menyampaikan Materi dalam Pelatihan Jurnalis Warga Desa dan Akuntabilitas Sosial di Balai Desa Tuliskriyo, Minggu (17/11/24).

MATABLITAR.COM – Dalam upaya meningkatkan literasi digital masyarakat desa, Lakpesdam PCNU Kabupaten Blitar bersama Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) menyelenggarakan Pelatihan Jurnalis Warga Desa dan Akuntabilitas Sosial selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (16-17 November 2024).

Kegiatan ini berlangsung di empat desa lokus program Desa Inklusi P3PD, yakni Desa Kemloko (Kecamatan Nglegok), Desa Kebonagung (Kecamatan Wonodadi), Desa Tuliskriyo (Kecamatan Sanankulon), dan Desa Balerejo (Kecamatan Wlingi).

Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari tim media MataBlitar.com, salah satunya Bahrul Ulum, selaku Direktur Media. Dalam sesi pelatihannya, Bahrul tidak hanya membagikan ilmu dasar jurnalistik, tetapi juga mengampanyekan pentingnya bijak bermedia sosial di era digital.

Menurut Bahrul, media sosial membawa dampak positif dan negatif yang signifikan bagi kehidupan masyarakat. Di sisi positif, media sosial membuka peluang kerja dan usaha, menjadi sarana edukasi dan berbagi pengetahuan, serta membangun komunitas dan relasi sosial.

Namun, di sisi lain, media sosial juga rawan menimbulkan berbagai masalah seperti cyberbullying, ujaran kebencian, kecanduan, hingga penyebaran informasi palsu (hoaks).

“Kita semua harus memahami bahwa media sosial adalah pedang bermata dua. Penggunaannya yang bijak akan membawa manfaat, tetapi jika disalahgunakan, dampaknya bisa sangat merugikan,” ujar Bahrul di hadapan para peserta pelatihan di Desa Balerejo pada Minggu (17/11).

Dalam paparannya, Bahrul mengajak peserta pelatihan untuk menerapkan beberapa langkah sederhana agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial:

Bahrul menekankan pentingnya memverifikasi informasi sebelum membagikannya. “Pastikan informasi yang kita unggah benar, bermanfaat, dan tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain,” pesannya.

Menghormati orang lain dalam ber medsos, serta menghindari ujaran kebencian, cyberbullying, dan konten provokatif juga menjadi poin utama yang disampaikan. “Media sosial seharusnya menjadi ruang yang ramah, bukan tempat untuk menyerang orang lain,” katanya.

Bahrul mengingatkan peserta agar membatasi penggunaan media sosial untuk mencegah kecanduan. “Terlalu banyak waktu di media sosial bisa mengurangi produktivitas kita dalam kehidupan nyata,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan peserta untuk tidak membagikan data pribadi atau informasi sensitif di media sosial. Hal ini untuk menghindari risiko pencurian identitas dan kejahatan siber lainnya.

Bahrul mengajak semua peserta untuk melawan dan menghindari Hoaks, “Hoaks adalah musuh utama masyarakat yang cerdas. Jangan pernah menyebarkan informasi yang belum diverifikasi kebenarannya,” tegas nya.

Sebagai penutup, Bahrul mendorong peserta untuk menggunakan media sosial sebagai sarana membangun konten positif.

“Bagikan konten yang menginspirasi, edukatif, dan memotivasi. Jadikan media sosial sebagai alat untuk membangun lingkungan yang lebih baik,” pungkasnya.

Dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya belajar tentang cara menulis berita dan dokumentasi, tetapi juga memahami cara menggunakan media sosial secara bijak untuk mendukung transparansi dan pembangunan desa yang berkelanjutan.

Pelatihan ini menjadi tonggak penting dalam mendorong masyarakat desa untuk lebih sadar akan peran mereka di era digital. (Sw/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *