MATABLITAR.COM – Bakung – suasana Balai Desa Plandirejo, Kecamatan Bakung, terasa berbeda. Hujan lebat yang mengguyur tak menyurutkan antusiasme 50 han peserta dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk perangkat desa, untuk mengikuti Pelatihan Jurnalis Warga Desa dan Akuntabilitas Sosial. Jumat, (29/11/2024),
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Lakpesdam NU Kabupaten Blitar bekerja sama dengan Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) ini bertujuan untuk membekali warga dengan keterampilan jurnalistik dasar serta memperkuat transparansi dan akuntabilitas sosial di tingkat desa.
Kepada media, Eva Wulan Septiana, koordinator lokal P3PD Kabupaten Blitar, menekankan pentingnya pelatihan ini dalam mewujudkan Desa Plandirejo sebagai desa inklusi.
“Kami berharap kegiatan ini dapat membuka ruang partisipasi yang lebih luas bagi masyarakat, sehingga setiap warga merasa memiliki dan terlibat dalam pembangunan desa,” jelas Eva.
Sebagai salah satu desa di wilayah paling barat di Kecamatan Bakung yang berbatasan langsung dengan Tulungagung, Plandirejo memiliki potensi besar untuk menjadi model desa inklusi.
Menghangatkan suasana yang sempat dingin akibat hujan, Bahrul Ulum, Direktur Matablitar.com sekaligus narasumber utama pelatihan, menyampaikan materi tentang konsep jurnalisme warga.
Dengan gaya penyampaian yang santai namun berbobot, ia menjelaskan bagaimana media sosial bisa menjadi alat yang kuat untuk menyampaikan informasi, kritik, hingga aspirasi masyarakat.
“Media sosial adalah salah satu bentuk jurnalisme warga. Setiap orang bisa menjadi penyampai berita di akun medsosnya. Tapi ingat, kebebasan ini bukan tanpa batas,” ujar Ulum dengan nada tegas.
Ia pun mengingatkan peserta akan pentingnya memahami Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) agar tetap bijak dalam berinteraksi di dunia digital.
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi juga menjadi langkah awal bagi Desa Plandirejo untuk mengembangkan budaya partisipasi masyarakat.
Eva menambahkan bahwa kehadiran jurnalis warga di desa akan membantu meningkatkan transparansi dalam pengelolaan pemerintahan desa, terutama dalam menyampaikan laporan dan kritik secara konstruktif.
“Desa inklusi artinya memberikan ruang bagi semua orang, tanpa terkecuali, untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan,” kata Eva
Di sisi lain, Bahrul Ulum juga menyatakan bahwa Matablitar.com siap mendukung keberlanjutan program ini. Ia menawarkan kolaborasi berupa platform publikasi berita warga, di mana masyarakat Plandirejo dapat mengirimkan tulisan mereka untuk dipublikasikan.
“Matablitar.com ingin menjadi ruang bagi warga desa untuk berbagi cerita, informasi, dan opini. Kami percaya, setiap cerita yang berasal dari akar rumput memiliki kekuatan untuk membawa perubahan,” tambahnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi awal dari langkah-langkah konkret menuju keterbukaan informasi yang lebih baik. Bukan tidak mungkin, di masa depan, warga Plandirejo yang mungkin sebelumnya hanya menjadi konsumen informasi, akan bertransformasi menjadi produsen informasi. (Bin/red)