MATABLITAR.COM – Semangat persahabatan dan soliditas antar alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) terasa kental dalam Turnamen Persahabatan Tenis Meja Sahabat Cup 2025 yang digelar di Graha Kebangkitan, Jalan Letjend Soeprapto No. 112, Tulungagung, Selasa (16/12/2025).

Turnamen ini mempertemukan tiga cabang IKA PMII, yakni PC IKA PMII Blitar Raya, PC IKA PMII Tulungagung, dan PC IKA PMII Kediri Raya. Masing-masing PC mengirimkan 13 atlet, dengan komposisi empat pemain tunggal, tiga pasangan ganda, serta dua pemain exhibition.

Ajang Sahabat Cup 2025 merupakan hasil inisiasi Ketua IKA PMII Jawa Timur, DR. H. Thoriqul Haq, sebagai bagian dari upaya membangun ruang temu lintas daerah yang sehat, inklusif, dan membumi.

Tidak sekadar kompetisi olahraga, turnamen ini diposisikan sebagai medium konsolidasi sosial alumni PMII di Jawa Timur.

Sejumlah tokoh turut hadir memberikan dukungan langsung, di antaranya Ketua IKA PMII Tulungagung H. Khoirudin Abbas, Ketua IKA PMII Kediri Raya DR. Taufiq Al Amin, Ketua IKA PMII Blitar Raya Heri Setiyono, ST, Wakil Ketua DPRD Tulungagung H. Munib, Ketua Umum PKC PMII Jawa Timur Ivan Akiedozawa, serta Wakil Ketua IKA PMII Jawa Timur Adib MH.

Kehadiran tokoh tokoh tersebut menegaskan kuatnya dukungan struktural terhadap agenda-agenda kebersamaan alumni antar daerah.

Guna menjaga profesionalitas dan sportivitas pertandingan, panitia menghadirkan wasit resmi dari PTMSI Tulungagung. Dengan pengawasan yang ketat dan standar pertandingan yang jelas, setiap laga berlangsung tertib dan menjunjung tinggi fair play.

Ketua IKA PMII Blitar Raya, Heri Setiyono, menilai Sahabat Cup sebagai ruang strategis untuk memperkuat jejaring alumni lintas daerah.

“Olahraga menjadi bahasa universal yang efektif untuk merawat persaudaraan, sekaligus mempertemukan kader dengan latar belakang profesi dan pengalaman yang beragam dalam suasana santai namun bermakna.” Ungkap Heri Setiyono.

Senada dengan itu, Khoirudin Abbas, Ketua IKA PMII Tulungagung, menekankan bahwa Sahabat Cup bukan sekadar turnamen, melainkan simbol kebangkitan semangat kolektif alumni PMII.

Ia menilai, kegiatan semacam ini penting untuk menjaga denyut organisasi agar tetap hidup, relevan, dan dekat dengan kader di akar rumput.

Pertandingan demi pertandingan berlangsung meriah, disambut antusias oleh para peserta dan undangan. Sorak dukungan, canda antarpemain, hingga momen saling menyemangati mewarnai jalannya turnamen. Atmosfer ini menegaskan bahwa menang dan kalah bukan tujuan utama, melainkan persahabatan dan kebersamaan.

Melalui Sahabat Cup 2025, IKA PMII kembali menunjukkan bahwa konsolidasi alumni tidak selalu harus berlangsung di ruang formal.

Lapangan tenis meja pun bisa menjadi arena strategis untuk merawat solidaritas, memperkuat komunikasi, dan meneguhkan kembali nilai-nilai kebersamaan yang menjadi ruh PMII.

Ke depan, para penggagas berharap Sahabat Cup dapat menjadi agenda rutin yang melibatkan lebih banyak cabang IKA PMII di Jawa Timur, bahkan nasional.

Dengan begitu, olahraga tidak hanya menjadi ajang prestasi, tetapi juga jembatan persaudaraan yang terus menghubungkan kader PMII lintas generasi dan wilayah. (Bin/red)