MATABLITAR.COM – Sutojayan – Ranting Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kedungbunder kembali menunjukkan eksistensinya setelah 15 tahun vakum dengan menggelar acara Khotmil Qur’an dan kirim arwah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kalipang atau yang lebih dikenal dengan Bogel. Jumat, (28/02/2025).
Acara ini sekaligus menjadi bagian dari tradisi Unggahan, yaitu peringatan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan oleh masyarakat.
Ketua Ranting GP Ansor Kedungbunder, Badrus, menjelaskan bahwa pemilihan lokasi di TPU Kalipang bukan tanpa alasan.
“Banyak masyarakat yang berziarah ke makam menjelang Ramadhan. Secara tidak langsung, ini menjadi momen syiar bagi kami agar keberadaan Ansor kembali dikenal oleh masyarakat,” ungkapnya kepada tim Mata Blitar.
Kegiatan ini merupakan hasil musyawarah anggota satu bulan sebelumnya, yang akhirnya menetapkan Khotmil Qur’an dan kirim arwah sebagai agenda utama penyambutan Ramadhan.
Prosesi diawali dengan pembukaan, kemudian para peserta membaca Al-Qur’an secara bergiliran hingga menjelang waktu yang ditentukan. Di penghujung acara, mereka membaca bersama-sama untuk menyempurnakan khataman.
Tak hanya anggota Ansor, kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari masyarakat sekitar. Kurang lebih 20 anggota Ansor Kedungbunder turut hadir bersama warga yang berpartisipasi aktif.
Hadir pula perwakilan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), pengurus Nahdlatul Ulama (NU), serta instansi pemerintah yang ikut memeriahkan acara.
“Selain menjadi ajang kebersamaan, ini juga menjadi bentuk edukasi kepada masyarakat bahwa menjelang Ramadhan bukan hanya tentang persiapan fisik, tetapi juga persiapan spiritual,” tambah Badrus.
Kegiatan ini juga memperlihatkan semangat gotong royong yang kental. Muslimat NU dan masyarakat sekitar turut membantu konsumsi, bahkan beberapa warga dengan sukarela menyisihkan rezekinya untuk mendukung acara.
“Banyak yang memberi sedikit rezeki kepada kami, dan mereka juga ikut membaca Al-Qur’an hingga acara selesai,” ujar Badrus.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Ansor Kedungbunder berharap dapat terus aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan, serta semakin mempererat hubungan dengan masyarakat.
Khotmil Qur’an dan kirim arwah bukan hanya tradisi, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya refleksi diri dan doa menjelang bulan suci.
Bagi masyarakat Kedungbunder, Ramadhan bukan sekadar pergantian bulan, tetapi momentum untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah dan merajut kembali kebersamaan yang mungkin sempat renggang. (Binti/red)