Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Inspirasi Kemandirian Organisasi, Ansor Ranting Kedungbunder Sukses Kelola Ladang Labu

Kegiatan Ansor Ranting Kedungbunder Mengelola Ladang Labu

MATABLITAR.COM – Sutojayan – Bermula dari silaturahmi saat Hari Raya Idul Fitri, kini menjelma menjadi program pemberdayaan yang produktif dan menginspirasi. Gerakan Pemuda Ansor Ranting Kedungbunder, Kecamatan Sutojayan, berhasil menyulap lahan perhutani di sekitar Gunung Betet menjadi ladang labu yang memberi manfaat besar bagi organisasi dan masyarakat.

Program ini berawal dari wejangan para tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang disampaikan saat Ansor Kedungbunder bersilaturahmi ke berbagai Banom NU dalam rangka agenda tahunan Idul Fitri beberapa bulan lalu.

Salah satu pesan yang sangat membekas bagi para kader muda NU ini adalah pentingnya menciptakan kegiatan yang menonjol agar Ansor lebih dikenal dan berdampak bagi masyarakat.

Menanggapi masukan tersebut, Ansor Ranting Kedungbunder langsung menggelar rapat internal. Dalam forum tersebut, muncul banyak ide terkait sektor yang bisa digarap.

Hingga akhirnya, seluruh anggota sepakat memilih pengelolaan pertanian sebagai langkah awal, dengan komoditas pilihan yang terbilang unik, yakni buah labu.

“Kenapa labu? Karena buah ini jarang dilirik orang untuk ditanam. Padahal, peminatnya tinggi dan keuntungannya cukup menjanjikan. Yang paling penting, labu tidak rawan dicuri karena tidak bisa langsung dikonsumsi. Harus diolah dulu,” ujar Syamsul Ma’arif, salah satu penggerak kegiatan ini, Kamis (22/05/2025).

Lahan yang digunakan untuk menanam labu ini merupakan tanah milik Perhutani yang disewa per tahun. Lokasinya berada di sekitar kawasan Gunung Betet, yang cukup strategis dan subur.

Dengan masa panen sekitar 60 hari, labu yang ditanam Ansor Kedungbunder telah dipanen sebanyak delapan kali dalam periode pertama. Hasilnya sungguh menggembirakan. Menurut Syamsul, sebelum panen tiba, pesanan sudah mengalir dari berbagai kalangan.

“Ada yang pesan empat kuintal, ada juga yang cuma satu buah, satu kilo, macam-macam. Total panen sekitar dua ton lebih dalam delapan kali panen. Itu belum termasuk yang dibagikan ke anggota atau disajikan dalam acara Rijalul Ansor,” tambahnya.

Menariknya, proyek pertanian ini dijalankan tanpa modal dari luar. Semua biaya berasal dari patungan anggota Ansor. Karena itu, hasil penjualan pun dialokasikan untuk kas organisasi serta bentuk apresiasi bagi anggota yang terlibat langsung di lapangan.

“Kalau disebut gaji sih tidak seberapa, tapi kami berikan sebagai bentuk terima kasih atas kebersamaan dan semangat gotong royong mereka,” kata Syamsul.

Untuk sementara, proyek labu ini akan dihentikan sementara karena akan beralih menanam jagung, memanfaatkan curah hujan yang turun dalam beberapa pekan terakhir. Namun, semangat untuk terus mengelola pertanian tidak padam.

Inisiatif kreatif ini menunjukkan bahwa kader Ansor tidak hanya aktif dalam kegiatan keagamaan, tetapi juga bisa berkontribusi nyata dalam bidang ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.

Dari wejangan saat Lebaran, kini Ansor Kedungbunder punya langkah nyata yang bisa jadi contoh bagi ranting Ansor lainnya di Blitar maupun daerah lain.

Dengan semangat kolektif, kreativitas, dan tekad untuk mandiri, para pemuda NU ini membuktikan bahwa organisasi bukan hanya tempat berkumpul, tetapi juga ladang berkarya dan berdaya. (Binti/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *