MATABLITAR.COM – Dua lansia di Kabupaten Blitar mendapat kejutan menyentuh menjelang peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HALUN) 2025. Pasalnya menjadi sasaran program bedah kamar yang digagas Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur melalui UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha (PSTW) Wlingi.
Rumah sederhana tersebut milik Mbah Pamuji di Dusun Pantimulyo, Desa Kendalrejo, dan Mbah Giyem di Dusun Sumberasri, Desa Jeblog.
Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan HALUN Pemprov Jawa Timur tahun 2025, yang diperingati setiap tanggal 29 Mei. Di seluruh Jawa Timur, terdapat 18 titik pelaksanaan program bedah kamar, dan Kabupaten Blitar mendapat dua di antaranya.
Renovasi dilakukan pada hari Selasa dan Rabu, 27–28 Mei 2025, dan melibatkan berbagai elemen pilar pilar sosial Dinas Sosial Kabupaten Blitar.
Menurut ibu Anis, perwakilan dari UPT PSTW Wlingi, program ini ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup para lansia.
“Ini adalah bentuk kepedulian nyata Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap lansia, khususnya mereka yang hidup dalam keterbatasan,” ujarnya.
Kegiatan sosial ini mendapat dukungan luas dari berbagai pihak. Terlibat aktif dalam proses renovasi adalah para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Tagana, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Jatim Social Care (JSC), serta warga sekitar.
Mereka bergotong royong memperbaiki kamar tidur, memperkuat struktur rumah, hingga merapikan lingkungan sekitar.
Suciati, pendamping sosial PKH Kecamatan Talun yang turut mengawal kegiatan ini, mengungkapkan rasa syukurnya. Ia menyebut bahwa baik Mbah Pamuji maupun Mbah Giyem merupakan peserta PKH Plus, dengan usia di atas 70 tahun.
“Tempat tinggal mereka sangat memprihatinkan. Di rumah Pak Pamuji, misalnya, beliau tinggal bersama istri yang juga sudah renta. Kamar mereka bocor, dan selama ini tidur hanya beralaskan lincak bambu,” ungkap Suci.
Ia menambahkan, setelah tim UPT PSTW melihat langsung kondisi rumah, akhirnya diputuskan untuk tidak hanya memperbaiki kamar, tetapi juga melakukan renovasi beberapa bagian rumah, mulai dari genteng, merabat lantai, ventilasi, hingga renovasi tembok.
Sementara itu, senyum haru tak lepas dari wajah Mbah Giyem saat tim bedah kamar berpamitan pulang. Ia tak menyangka tempat tidurnya yang reyot kini berganti kasur baru. Bahkan, dinding belakang rumah yang semula hanya terbuat dari anyaman bambu kini diganti dengan material yang lebih kokoh dan layak.
“Matur nuwun sedanten mawoh. Gusti Allah engkang mbales,” ucap Mbah Giyem lirih, dengan mata berkaca-kaca.
Kehangatan gotong royong, perhatian kepada lansia, serta semangat saling peduli menjadi napas utama program bedah kamar ini. (Bin/red)