MATABLITAR.COMNglegok – Pemerintah Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, menegaskan pentingnya pencegahan sebagai strategi utama dalam menekan penularan tuberkulosis (TBC).

Penegasan tersebut disampaikan Kepala Desa Kemloko, Miftakul Choiri, S.Pd saat membuka kegiatan Sosialisasi Pencegahan TBC yang digelar pada 23–24 Desember 2025 di Balai Desa Kemloko.

Dalam sambutannya, Miftakul Choiri menekankan bahwa pendekatan pencegahan harus menjadi prioritas dibandingkan pengobatan. Menurutnya, langkah preventif tidak hanya lebih efektif dari sisi kesehatan, tetapi juga mengurangi beban sosial dan ekonomi masyarakat.

“Pencegahan jauh lebih penting dan lebih efektif daripada mengobati. Jika masyarakat memahami sejak awal cara penularan dan pencegahan TBC, maka risiko sakit dapat ditekan dan dampak yang ditimbulkan bisa diminimalkan,” ujar Miftakul Choiri.

Ia menambahkan, Pemerintah Desa Kemloko memiliki komitmen kuat untuk mendorong partisipasi masyarakat secara luas dalam upaya pencegahan TBC. Keterlibatan RT, RW, dan kader kesehatan dinilai menjadi fondasi penting dalam membangun kesadaran kolektif di tingkat desa.

Sosialisasi tersebut dilaksanakan selama dua hari dengan sasaran peserta yang berbeda. Pada hari pertama, kegiatan diikuti oleh 45 peserta yang terdiri atas 35 Ketua RT dan 10 Ketua RW se-Desa Kemloko.

Pada hari kedua, sosialisasi dilanjutkan dengan peserta 60 kader kesehatan desa yang selama ini menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan berbasis komunitas.

Narasumber pertama, Eko Wahyudi,S.KM., M.Kes dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, menjelaskan bahwa TBC masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat. Ia menyampaikan bahwa penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menular melalui percikan dahak dari penderita.

“Gejala utama yang perlu diwaspadai adalah batuk berdahak lebih dari dua minggu. TBC bisa disembuhkan apabila pasien menjalani pengobatan secara teratur hingga tuntas,” jelasnya.

Eko juga mengingatkan pentingnya menghilangkan stigma terhadap penderita TBC agar proses deteksi dan pengobatan dapat berjalan optimal.

Sementara itu, narasumber kedua, Wijianto, Sekretaris II Forum Kabupaten Blitar Sehat yang juga merupakan warga Desa Kemloko, menyampaikan materi tentang Desa Siaga TBC sebagai pendekatan pencegahan berbasis kewilayahan. Ia menilai desa memiliki posisi strategis dalam percepatan eliminasi TBC.

“Desa Siaga TBC menempatkan desa sebagai garda terdepan pencegahan, mulai dari edukasi masyarakat, skrining mandiri, pendataan terduga TBC, hingga memastikan pengobatan warga berjalan sampai sembuh,” ujarnya.

Lebih lanjut, Wijianto menyampaikan bahwa ke depan Desa Kemloko diharapkan dapat berkembang menjadi desa percontohan Desa Siaga TBC, seiring dengan kesiapan struktur sosial desa dan tingginya keterlibatan RT, RW, serta kader kesehatan.

Dengan penguatan kapasitas dan komitmen bersama, Desa Kemloko dinilai memiliki modal sosial yang kuat untuk menjadi contoh praktik baik pencegahan TBC di tingkat desa.

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Desa Kemloko berharap upaya pencegahan TBC dapat dilakukan secara lebih dini, terstruktur, dan berkelanjutan, sekaligus mendukung agenda nasional menuju Indonesia bebas TBC. (Wj/red)