MATABLITAR.COM – Suasana penuh kehangatan dan semangat persahabatan mewarnai Final 6 Besar Paduan Suara Persahabatan Cup 2025 yang digelar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Blitar Raya pada Sabtu (25/10/2025).
Bertempat di Pendopo Islam Nusantara (PINUS) Sekardangan, Kanigoro, acara ini menjadi ajang silaturahmi yang meriah sekaligus panggung kreativitas bagi para alumni PMII dari berbagai kecamatan.
Enam tim paduan suara yang berhasil menembus babak final berasal dari enam Pimpinan Anak Cabang (PAC) IKA PMII, yakni Kanigoro, Selopuro, Talun, Nglegok, Kademangan, dan Ponggok.
Mereka tampil dengan penampilan terbaik, memadukan harmoni suara, kekompakan, dan semangat kebersamaan yang kental dengan nilai-nilai keislaman dan nasionalisme.
Ketua Panitia, Prasetyo E. Wahyudi, mengatakan bahwa ajang paduan suara ini bukan sekadar lomba seni, melainkan sarana mempererat tali persaudaraan antaralumni PMII.
“Melalui Persahabatan Cup, kami ingin menghadirkan ruang silaturahmi yang hangat, di mana sesama alumni bisa saling menyapa, bekerja sama, dan mengekspresikan semangat kebersamaan melalui seni,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari warga IKA PMII di seluruh Blitar Raya. Sejak tahap awal, ratusan peserta dari berbagai kecamatan ikut berpartisipasi, menunjukkan bahwa semangat persaudaraan antaralumni masih sangat hidup.
“Bagi kami, setiap nada dan harmoni yang dinyanyikan bukan hanya suara musik, tapi juga suara persaudaraan. Inilah wujud nyata semangat habluminannas di kalangan alumni PMII,” tambah Prasetyo.
Dewan juri tampak serius menilai setiap tampilan tim Paduan suara, untuk memilih tim terbaik yang berhasil menampilkan performa memukau dengan karakter dan gaya terbaik.
PAC IKA PMII Kanigoro tampil enerjik dengan harmoni yang kuat dan kompak, sementara Selopuro memukau dengan aransemen kreatif yang menyentuh. Talun menghadirkan nuansa khidmat penuh makna, Nglegok tampil dengan semangat nasionalisme yang membara, Kademangan memikat dengan harmoni lembut nan elegan, dan Ponggok berhasil menyedot perhatian lewat koreografi yang menarik.
Setiap penampilan disambut riuh tepuk tangan dari ratusan penonton yang memadati Pendopo Islam Nusantara. Tak hanya warga IKA PMII, masyarakat umum juga turut hadir menikmati sajian seni yang menggugah rasa persaudaraan.
Ketua Umum IKA PMII Blitar Raya, Heri Setiyono, dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi terhadap semangat dan kekompakan seluruh peserta.
Ia menilai, kegiatan seperti ini bukan hanya memperkuat hubungan antaralumni, tapi juga menjadi cara elegan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman.
“Persahabatan Cup ini membuktikan bahwa IKA PMII bukan hanya wadah alumni, tetapi juga ruang aktualisasi dan kolaborasi lintas generasi. Di sinilah solidaritas dan kreativitas tumbuh bersama,” ujar Hesty.
Ia menambahkan, melalui kegiatan seni seperti paduan suara, alumni PMII dapat menebar pesan damai, toleran, dan penuh persaudaraan, nilai-nilai yang menjadi fondasi gerakan PMII sejak awal berdirinya.
Meski ada atmosfer persaingan, namun nuansa kekeluargaan begitu terasa sepanjang acara. Setiap tim saling memberi dukungan, berbagi semangat, bahkan bernyanyi bersama di sela-sela penampilan. Inilah yang membuat Persahabatan Cup terasa berbeda: lomba yang tak menumbuhkan rivalitas, melainkan memperkuat solidaritas.
Kegiatan ini juga menjadi momentum penting bagi IKA PMII Blitar Raya untuk terus memperkuat jejaring dan membangun citra positif di tengah masyarakat.
Di era di mana kebersamaan sering terkikis oleh perbedaan pandangan, ajang seperti ini menjadi simbol bahwa harmoni masih bisa dijaga melalui seni dan semangat persaudaraan.
Seiring lantunan lagu-lagu bernuansa religius dan kebangsaan menggema di Pendopo PINUS, suasana menjadi refleksi bahwa nada-nada persahabatan ini bukan sekadar hiburan.
Ia adalah pengingat bahwa di balik perbedaan warna dan suara, selalu ada satu irama yang menyatukan: semangat pergerakan dan kekeluargaan ala PMII.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan. Karena lewat seni, kita bisa menyapa hati, bukan hanya telinga,” tutup Prasetyo, penuh harap.
Persahabatan Cup 2025 IKA PMII Blitar Raya pun bukan hanya tentang siapa yang terbaik di atas panggung, tetapi tentang bagaimana setiap nada membawa pesan harmoni, persahabatan, dan cinta terhadap sesama.
Di antara tepuk tangan penonton malam ini, gema suara persaudaraan terasa begitu nyata, menandai bahwa pergerakan alumni PMII tidak pernah kehilangan semangatnya untuk terus berkarya dan menjaga persahabatan. (Bn/red)





