Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Mengukur Diri dalam Berjuang: Antara Maslahat dan Kerusakan

Foto Ilustrasi

Ketika kita berbicara tentang jihad, sering kali ada salah kaprah dalam memahaminya. Banyak yang mengira jihad semata-mata tentang perlawanan fisik, padahal jihad dalam Islam mencakup lebih dari itu.

Secara harfiah, jihad berarti “berjuang” atau “berusaha” untuk mencapai kebaikan. Dalam konteks agama, jihad memiliki makna yang lebih dalam, yakni berjuang di jalan Allah SWT untuk memperkuat agama dan memberikan manfaat bagi umat manusia.

KH Said Aqil Siroj menjelaskan sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Fathul Mu’in bahwa jihad itu memiliki empat bentuk. Pertama, jihad dalam mengajak orang beriman kepada Allah dengan cara yang baik, bukan dengan paksaan atau kekerasan. Kedua, jihad dalam mendorong umat Islam menjalankan kewajiban agama.

Ketiga, jihad fisik, atau perlawanan bersenjata, yang hanya dilakukan ketika ada serangan terhadap Islam. Terakhir, jihad dalam bentuk memberi perlindungan dan kebutuhan dasar seperti makanan dan kesehatan kepada mereka yang membutuhkan, tanpa memandang agama mereka.

Dari pemahaman ini, kita bisa melihat bahwa jihad bukan hanya soal perjuangan fisik atau berkorban nyawa. Jihad mencakup banyak aspek kehidupan, termasuk membantu sesama dan mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Visi Nahdlatul Ulama dalam Mewujudkan Kemaslahatan

Nahdlatul Ulama (NU), sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di dunia, dalam Bab IV AD/ART NU pasal 8 ayat (2) disebutkan bahwa Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlusunnah wal Jama’ah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta.

Pada dasarnya maslahat adalah sesuatu yang dianggap baik oleh akal, karena mendatangkan kebaikan dan menghindarkan bahaya atau kerusakan bagi manusia, yang sejalan dengan tujuan syariat dalam menetapkan hukum.

Namun, perjuangan untuk kemaslahatan umat tidak bisa dilakukan sembarangan. Dalam surat At-Taubah ayat 41, “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”

Allah SWT menyebutkan pentingnya berjihad dengan harta dan diri. Berarti, seseorang harus siap secara ekonomi sebelum berjuang dengan fisiknya. Hal ini untuk mencegah agar perjuangan yang diniatkan untuk kebaikan justru tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri atau malah merusak tatanan yang ada.

Sayangnya, dalam praktiknya, tidak sedikit orang yang terjun berjuang dalam organisasi tanpa mengukur kemampuan diri terlebih dahulu. Banyak orang yang, meskipun belum mapan secara ekonomi, turut berjuang dalam organisasi.

Alhasil, perjuangan yang seharusnya membawa maslahat justru berpotensi menimbulkan masalah baru. Bukan hanya di kalangan anggota biasa, fenomena ini juga terjadi di antara tokoh-tokoh yang paham akan hukum agama.

Pimpinan organisasi idealnya harus paham dengan kondisi masing-masing calon pengurusnya. Mana yang ahli ilmu dan mana yang ahli ekonomi. Sehingga pimpinan mampu meramu kepengurusan yang ideal.

Bagi mereka yang ahli ilmu tapi belum mapan secara ekonomi, pimpinan organisasi perlu memikirkan kesejahteraan mereka. Sehingga, ketika mereka meninggalkan rumah untuk berjuang di organisasi, keluarga yang ditinggalkan tidak perlu khawatir soal biaya hidup atau pendidikan anak.

Mengukur Kemampuan Diri dalam Berjuang

Perjuangan di jalan Allah, termasuk dalam organisasi, memerlukan kesadaran diri. Jangan memaksakan diri jika belum siap secara ekonomi atau mental.

Islam mengajarkan untuk tidak memaksakan diri melampaui batas kemampuan. Ini penting agar perjuangan yang dilakukan benar-benar membawa maslahat, bukan justru menimbulkan kerusakan.

Banyak orang yang tertarik untuk berjuang di organisasi, terutama ketika melihat peluang untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Namun, semangat yang menggebu-gebu ini sering kali menutupi satu hal penting: apakah kita sudah siap, terutama dari segi kemampuan pribadi, termasuk kondisi ekonomi?

Berjuang dalam organisasi bukan hanya soal komitmen waktu, tenaga, dan pikiran, tetapi juga soal kemampuan mengelola sumber daya, termasuk keuangan pribadi. Dalam kenyataannya, berjuang di organisasi sering kali membutuhkan dukungan finansial yang stabil.

Pertemuan yang intens, kegiatan yang menuntut, serta kontribusi di lapangan, sering kali tidak hanya membutuhkan tenaga tetapi juga dana pribadi. Hal ini menjadi tantangan besar, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas.

Mengapa kemampuan ekonomi penting dalam berjuang di organisasi? Sebab, perjuangan di organisasi harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan amanah, bukan hanya terhadap diri sendiri, tetapi juga terhadap keluarga yang ada di belakang kita.

Ketika kemampuan ekonomi terbatas, seringkali muncul masalah baru: kebutuhan pribadi dan keluarga yang tidak terpenuhi. Hal ini bisa menyebabkan perjuangan yang pada awalnya diniatkan untuk kebaikan, justru membawa mudarat.

Dalam hal ini, bijak mengukur kemampuan diri menjadi sangat penting. Ketika seseorang belum siap secara finansial, ada baiknya ia menunda keinginan untuk terjun sebagai pengurus. Ini bukan berarti menolak kesempatan berjuang, melainkan menunda hingga situasi lebih mendukung.

Menjadi pengurus di organisasi adalah tanggung jawab yang besar. Di dalamnya ada tuntutan untuk berkorban, baik waktu, pikiran, maupun finansial. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mengambil peran sebagai pengurus, penting bagi kita untuk mengukur sejauh mana kemampuan kita dalam menanggung segala konsekuensinya.

Maka, penting bagi siapa pun yang ingin berjuang di organisasi untuk bertanya pada diri sendiri: Apakah saya siap untuk berjuang?. Karena pada akhirnya, perjuangan yang membawa kebaikan adalah perjuangan yang dilakukan dengan kesiapan dan tanggung jawab penuh.

09 Oktober 2024
Penulis : Markijo (Santri NU Pinggiran)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *