MATABLITAR.COM – Ahmad Hardi Ansyah Putra, siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ma’arif NU 2 Sutojayan, berhasil meraih juara pertama dalam Kompetisi Sains Madrasah (KSM) IPS Terpadu tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2024.
Prestasi ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu siswa terbaik di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Kabupaten Blitar.
Sebelum menorehkan prestasi di KSM, Ahmad Hardi juga telah menunjukkan kemampuannya di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN), di mana ia meraih juara dua tingkat Kabupaten Blitar. Selain itu, dalam KSM tingkat Kabupaten, ia berhasil meraih juara ketiga.
Ahmad Hardi Ansyah Putra, yang lahir di Blitar pada 11 Desember 2009, telah menunjukkan minat dan bakatnya di bidang IPS sejak menempuh pendidikan di MTs Ma’arif NU 2 Sutojayan.
“Saat sekolah di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU 2 Sutojayan, saya tertarik mengikuti kelas Olimpiade. Pertama kali saya ikut event OSN tahun 2024 dan berhasil menjadi juara 2 di bidang IPS. Lalu terpilih mengikuti lomba KSM tahun 2024, di mana saya meraih juara 3 tingkat Kabupaten dan kemudian juara 1 tingkat Provinsi,” ujar Hardi, Jumat (16/08/2024).
Sekolah tempat Ahmad Hardi menimba ilmu ini memfasilitasi siswa untuk mengasah kemampuan melalui kelas Olimpiade yang diadakan setiap Minggu pagi. Program ini dirancang agar tidak mengganggu jadwal belajar reguler.
Ahmad Hardi dibimbing langsung oleh guru Mapel IPS, Ferdinan Bagaskoro dan Lailatul Hasanah. Untuk persiapan di tingkat Provinsi, ia mendapatkan bimbingan khusus dari Kementerian Agama (KEMENAG) Kabupaten Blitar melalui Ibu Ita.
Motivasi utama Ahmad Hardi dalam mengikuti kompetisi KSM dan OSN adalah untuk membahagiakan kedua orang tuanya serta Abah Agus Muadzin, pengasuh Pondok Pesantren Nurus Salam Lodoyo, tempat ia menimba ilmu.
Ahmad Hardi berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya, Amir Hidayat, bekerja sebagai petani dan tinggal di Talun, Kabupaten Blitar. Meski berasal dari latar belakang yang sederhana, Ahmad Hardi percaya bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk meraih kesuksesan.
“Semua orang itu pasti punya kesempatan. Jikalau keberhasilan itu ibarat buah bagus, maka lihatlah perawatannya, bukan buahnya,” kata Ahmad Hardi penuh makna.
Setelah lulus dari MTs Ma’arif NU 2, Ahmad Hardi berencana melanjutkan pendidikannya di Yogyakarta. Selain ingin mendapatkan pengalaman baru, ia juga berharap dapat menempuh pendidikan di lingkungan sekolah dan pondok pesantren yang dapat mendukung pengembangan dirinya lebih lanjut. (Binti/red)