MATABLITAR.COM – Sanankulon – Sebuah diskusi mendalam mengenai kaderisasi NU di tingkatan pelajar NU Kecamatan Sanankulon berlangsung dinamis di Aula Graha MWC NU Sanankulon, Sabtu sore (8/3).
Forum Group Discussion (FGD) ini diinisiasi oleh Pengurus Anak Cabang (PAC) IKA PMII Sanankulon bekerja sama dengan MWC NU Sanankulon.
Acara ini menghadirkan sekitar 60 peserta dari berbagai elemen, termasuk jajaran MWC NU beserta lembaga dan Banom, pengurus IPNU-IPPNU, serta para kepala madrasah dan pondok pesantren di wilayah Sanankulon.
Ketua PAC IKA PMII Sanankulon, Wildy Sulton, dalam sambutannya menegaskan bahwa forum ini lahir dari keprihatinan atas kondisi kaderisasi IPNU dan IPPNU di Sanankulon.
“Ada beberapa desa yang belum memiliki kepengurusan ranting, sementara di beberapa desa lainnya, kepengurusan kurang aktif. Regenerasi juga menjadi tantangan besar,” ujarnya.

Dalam sesi diskusi, dua pegiat Lakpesdam PCNU Kabupaten Blitar, Putut Daerobi dan Moh. Asrofi, yang juga Instruktur PKPNU bertindak sebagai fasilitator.
Asrofi membagi peserta ke dalam beberapa kelompok kecil untuk membahas sejumlah pertanyaan terkait pentingnya kaderisasi di tingkat pelajar NU, tantangan serta strategi progam kaderisasi. Para peserta tampak antusias menyampaikan gagasan dan pengalaman mereka.
Salah satu peserta diskusi dari unsur IPNU menyampaikan pentingnya sinergi dan support sistem dari Banom NU yang lain, demi memaksimalkan progam kerja yang ada.
“Perlu support sistem dari Banom lain agar progam IPNU IPPNU berjalan massif,” ungkapnya.
Dari hasil diskusi, kemudian forum merumuskan beberapa rekomendasi, dan kesepakatan bersama yang perlu dan penting untuk dilakukan tindak lanjut, mulai dari study banding sampai dengan perumusan progam kerja yang mampu menjawab tantangan generasi pelajar saat ini.
Diskusi yang berlangsung hampir tiga jam ini tidak hanya menghasilkan rekomendasi, tetapi juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya regenerasi kader di tubuh IPNU-IPPNU Sanankulon.
Ketua MWC NU Sanankulon, KH Habib Zunaidi, dalam sambutannya menekankan bahwa kaderisasi di tingkat pelajar NU bukan hanya tanggung jawab Banom IPNU IPPNU saja, tetapi juga memerlukan dukungan dari seluruh elemen NU.
“IPNU-IPPNU adalah gerbang awal bagi generasi pelajar NU untuk mengenal dan berjuang di Nahdlatul Ulama. Jika kaderisasi tidak berjalan dengan baik, maka regenerasi di NU ke depan juga akan mengalami hambatan. Oleh karena itu, kita semua harus ikut terlibat dalam membina mereka,” ujar KH Habib Zunaidi.
Hal senada juga disampaikan oleh Rois Syuriah MWC NU Sanankulon, Kiai Mukromun. Ia mengajak seluruh peserta untuk melihat kaderisasi sebagai investasi jangka panjang bagi keberlangsungan perjuangan NU.
“Menyiapkan kader berarti menyiapkan pemimpin masa depan yang akan menjaga tradisi dan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah,” tegasnya.
FGD ini berakhir tepat saat azan Magrib berkumandang. Sebagai penutup, seluruh peserta melaksanakan buka puasa bersama, menambah suasana kebersamaan dan semangat dalam membangun kaderisasi NU di Sanankulon.
Selain menjadi ajang silaturahmi, acara ini juga meneguhkan kembali semangat untuk bersama-sama membangun kaderisasi NU yang lebih solid dan berkelanjutan. (Bin/red)