Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Siswi TK Al-Hidayah Kedungbunder 2, Alya Labibah, Raih Juara 1 Lomba Menyanyi Religi di Kediri

Alya Labibah Siswi TK Al-Hidayah Kedungbunder 2 Peraih Juara 1 Lomba Menyanyi Lagu Religi

MATABLITAR.COMSutojayan – Prestasi membanggakan diraih Alya Labibah, siswi TK Al-Hidayah Kedungbunder 2, yang berhasil meraih juara pertama dalam lomba menyanyi lagu religi.

Kompetisi ini merupakan bagian dari acara Kompetisi Berprestasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kota Kediri dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1446 Hijriah.

Acara berlangsung pada Minggu (2/3/2025) di Ramayana Kediri, dengan diikuti oleh 15 peserta. Para peserta bersaing untuk memperebutkan piala dan piagam penghargaan dari Kementerian Agama Kota Kediri. Setiap peserta dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp40.000 per lomba.

Labibah merupakan anak tunggal yang sehari-hari tinggal bersama ayah dan neneknya (Uti). Ibunya, Syafiyatun, telah meninggal dunia sekitar tiga tahun lalu.

Ayahnya, Supriyanto, bekerja sebagai pembuat es drop di rumah. Namun, saat Ramadan tiba, permintaan es menurun, sehingga ia beralih bekerja di sebuah mebel.

“Sudah hampir tiga tahun Almarhumah meninggal. Sehari-hari Labibah tinggal bersama saya. Kalau sekolah masuk, Uti-nya bantu-bantu di kantin sekolah. Tapi kalau bulan puasa, Labibah tinggal dengan Uti karena saya bekerja di luar,” ujar Supriyanto saat diwawancarai oleh tim Mata Blitar pada Selasa (5/3/2025).

Meski hanya berlatih satu hari karena baru sembuh dari batuk, Labibah tetap menunjukkan performa terbaiknya di atas panggung. Sang ayah menjadi satu-satunya pembimbingnya dalam bernyanyi.

“Labibah memang tidak ikut les, hanya saya yang melatih di rumah. Yang penting dia senang dan semakin berani tampil di depan orang banyak,” tambah Supriyanto dengan bangga.

Motivasi utama Labibah mengikuti lomba adalah untuk menyalurkan bakat serta melatih mental agar percaya diri tampil di depan umum. Keberhasilannya meraih juara pertama menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarganya dan sekolah.

Sebagai juara, Labibah berhak mendapatkan piala, sertifikat, serta piagam penghargaan. Sementara itu, peserta yang belum berhasil meraih juara tetap mendapatkan trofi sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka.

“Yang belum menang jangan putus asa, tetap semangat! Setiap perlombaan pasti ada yang menang dan kalah. Yang penting terus berlatih agar bisa lebih baik lagi,” tutup Supriyanto.

Prestasi yang diraih Labibah menjadi bukti bahwa dengan semangat, dukungan keluarga, dan ketekunan, anak-anak bisa mengembangkan bakat mereka sejak dini. Semoga kisah ini dapat menginspirasi anak-anak lain untuk berani bermimpi dan berusaha meraihnya. (Binti/red)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *