MATABLITAR.COM – Debat publik perdana Pilkada Kabupaten Blitar 2024 yang digelar pada Jumat malam (18/10) di Pendopo Ageng Hand Astasih, Srengat, menjadi perhatian masyarakat dan pengamat politik.
Pada kesempatan ini, dua pasangan calon, Rini Syarifah-Abdul Ghoni (Rindu) dan Rijanto-Beky Herdihansah, saling memaparkan visi, misi, serta program unggulan mereka.
Namun, perhatian publik lebih tertuju pada performa pasangan calon nomor urut 2, Rini-Ghoni, yang dinilai lebih unggul dalam penguasaan materi dibandingkan lawannya.
Menurut Novi Catur Muspita, pengamat politik sekaligus dosen sosiologi di Universitas Islam Blitar (Unisba), pasangan Rini-Ghoni menunjukkan kualitas debat yang lebih matang dan terstruktur.
“Dari hasil debat, sangat terlihat bahwa pasangan nomor urut 2 lebih menguasai materi dan lebih cerdas dalam menyampaikan gagasan mereka. Ini menjadi poin penting yang harus diperhatikan oleh masyarakat Blitar saat menentukan pilihan,” ujarnya pada Sabtu (19/10/2024).
Sebagai petahana, Rini Syarifah tampil percaya diri sepanjang debat, terutama dalam sesi tanya jawab. Ia kerap merujuk pada data dan catatan yang dibawanya, menunjukkan bahwa pendekatannya terhadap program pembangunan berbasis pada fakta dan angka.
Tim sukses Rini menjelaskan bahwa kebiasaan Rini membaca catatan selama debat merupakan bagian dari strateginya untuk memastikan setiap pernyataannya didasarkan pada informasi yang akurat.
M. Rifai, Ketua Tim Pemenangan pasangan Rini-Ghoni, menegaskan, “Penggunaan catatan adalah bagian dari strategi Mak Rini untuk menyampaikan program yang matang dan realistis. Semua data yang dipaparkan sudah melalui kajian dan survei independen, terutama terkait pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat Blitar.”
Dalam debat tersebut, Rini menekankan pentingnya penggunaan data sebagai landasan kebijakan. Menurutnya, hanya dengan pemahaman yang mendalam terhadap situasi aktual, pembangunan berkelanjutan dapat terwujud.
“Kami ingin semua program pembangunan di Kabupaten Blitar tetap berkelanjutan, dan penggunaan data yang tepat adalah kuncinya,” tegas Rini.
Dalam paparan program unggulannya, Rini menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Blitar. Ia menyoroti peningkatan akses jalan dan layanan publik di pedesaan sebagai salah satu prioritas utamanya.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat di daerah terpencil juga mendapatkan akses yang memadai, baik dari segi infrastruktur maupun pelayanan publik,” ujarnya.
Selain itu, Rini juga mengedepankan rencana penciptaan lapangan kerja baru serta menarik investasi untuk meningkatkan daya saing Kabupaten Blitar di tingkat nasional.
“Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investor, sehingga pertumbuhan ekonomi di Blitar dapat lebih pesat,” tegasnya.
Debat publik perdana ini memberi masyarakat gambaran lebih jelas tentang kapasitas masing-masing pasangan calon.
Pengamat politik Novi Catur Muspita menilai bahwa pasangan Rini-Ghoni menunjukkan keunggulan, terutama dalam memanfaatkan data untuk mendukung program-program mereka.
“Pilkada bukan hanya soal popularitas, tetapi juga soal kompetensi dan kemampuan calon untuk memahami kebutuhan daerah. Dari debat ini, terlihat bahwa pasangan Rini-Ghoni lebih siap dan matang,” pungkasnya. (Nn/red)