MATABLITAR.COM – Pasca debat publik pertama pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Blitar 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blitar pada Jumat (18/10/2024) malam, warganet ramai memperbincangkan penggunaan catatan oleh para calon. Beberapa netizen mempertanyakan apakah membawa catatan diperbolehkan dalam debat resmi.
Menanggapi hal tersebut, Ketua KPU Kabupaten Blitar, Sugino, menegaskan bahwa tidak ada larangan bagi pasangan calon (paslon) untuk membawa catatan selama debat.
“Sesuai aturan, catatan yang berisi visi dan misi diperbolehkan dibawa. Bahkan, penggunaan slide juga tidak masalah,” ujar Sugino.
Namun, Sugino juga memberikan batasan, menyebut bahwa yang tidak diperbolehkan adalah membawa “bank data” dalam bentuk dokumen yang sangat detail atau bersifat teknis.
Ia menambahkan, meskipun membawa catatan dan slide diperbolehkan, KPU akan tetap mengevaluasi jalannya debat untuk perbaikan ke depan.
“Kami berkomitmen untuk menyukseskan Pilkada ini, dan evaluasi akan dilakukan agar debat berikutnya berjalan lebih baik,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, pasangan calon nomor urut 2, Rini Syarifah dan Abdul Ghoni (Rindu), menampilkan performa yang meyakinkan pada debat perdana tersebut. Rini secara terbuka menyampaikan beberapa data yang relevan di Kabupaten Blitar.
“Debat adalah sarana penting untuk menyampaikan visi dan misi yang matang,” kata Rini.
Ia menambahkan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui calon yang paling siap dan memiliki rencana yang konkret untuk masa depan Blitar.
“Publik berhak menilai calon yang siap dan mempunyai visi yang jelas,” lanjutnya.
Debat publik tersebut menjadi ajang penting bagi para calon untuk memaparkan visi-misi mereka serta mempengaruhi pandangan masyarakat menjelang pemilihan kepala daerah yang akan berlangsung pada November 2024.
Debat publik selanjutnya diharapkan mampu memberikan gambaran yang lebih mendalam mengenai program dan kebijakan yang diusung oleh masing-masing paslon. (Nn/red)
